Minggu, 02 Desember 2012

Ihktiar, usaha juga



    Si A seorang penganguran, ia berharap ingin hidup enak suatu hari nanti dan ia pun menunggu waktu itu tiba. Si B temannya baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Ia pun menghampirinya si A yang lagi bersantai di bawah sebuah pohon.
 
    Di dalam benak si A, ia ingin tau kenapa temannya si B itu, rajin sekali kerja. Apakah tak bosan kerja!
 
  "Bro, aku pengen tanya. Apa si yang sangat kau inginkan di dunia ini," basa basinya.
  "Ya tentu! Jadi orang kaya raya, kalau bisa paling kaya di dunia," jawabnya spontan.
  "Cuma itu!"
  "Betul! Tapi harus ihktiar dulu. Usaha juga! Kalau kita nggak kerja. Sampai mati pun kita nggak bakalan jadi orang kaya. Harus kerja dulu!" si B begitu bersemangat.
  "Lalu?"
  "Kalau aku saat ini jadi orang paling kaya raya. Perut kenyang, ibadah pun tenang. Pengen punya rumah mewa! Sip, tinggal beli. Mau istri cantik. Yo pasti, cewek-cewek itu akan ngantri. Mau ibadah haji. Siap ! Mau bersedekah. Bangun pesantren. Bangun sekolah sendiri atau mborong istana kerajaan inggris? Sekalian. Beres ! Mau kasih makan orang miskin seIndonesia. Tenang ! Harta berlimpah bro. Perut kenyang. Ibadah pun insyah ALLAH kusuk. Asalkan nggak sampai gila aja karna harta."
  "Em," si A pun manggut-manggut mencoba mencerna perkataan sobatnya itu si B.
  "Tanpa ihktiar, usaha juga. Kau nggak bakalan dapat apa-apa yang kau inginkan. Apa lagi kalau hanya menunggu dan berleha-leha kaki. Mengharap ada gunung uang jatu. Emangnya dunia ini milik embah mu apa?"
 
  "Ih. Nyindir ni ceritanya."
  "He... Sorry. Oke bro. Ingin jadi kaya, harus kerja dan kerja dulu. Yang lain Insyah ALLAH ngikut!"
  "Siap, 45?" si A pun berpikir.
 
     Di mana ya mencari kerja yang bisa menghasilkan banyak uang, yang sesuai dengan kemampuannya. Si A kan nggak punya ijasa sama sekali, buta hurup lagi.
 
Dunia belum end bro...
  

Aku butuh kerja



     Aku bersedi karna hatiku. Aku kebingungan karna aku malu. Aku merana, sesak nafas ini, karna ku tak bisa penuhi harapan dan kebahagiaan ku.
 
    Aku hanyalah seorang berpengangguran yang tak punya kerja. Hatiku terasa sesak suda. Seberat nada malu, sebersit hatiku sakit, terperi sedih.
 
    Tak bisakan ku terobati? Hati ini sedih sekali. Aku yang nggak punya pekerjaan. Hanya bisa jadi benalu bagi mukaku. Muka yang setampan ini, itu tak membuat aku laku dapat kerja yang sewajarnya dan selayaknya, yang aku mau. Aku marah...
 
      Apakah ada kerjaan yang bisa membuatku bahagia? Obat hati dan harga diri dari rasa malu, sebagai seorang benalu. Adakah yang bisa ku kerjakan tampa menjadi beban yang menyusakan otak dan hatiku?

   Aku butuh harta. Aku butuh semua. Uang, wanita dan isi seluru dunia. Dan kalau bisa akhirat juga?
  Ya Tuhan sampai kapan aku akan jadi pengangguran seperti ini. Dalam keadaan aku jadi benalu keluarga, pikiranku kepingin. Dunia ini kiamat saja??? Aku hanya seorang pengangguran yang membutuhkan kerja. Hanya kerja. Hidup tak akan berhenti untuk berdoa dan berusaha. Sedi...
 
%