Dia adalah putri semata wayang dari seorang saudagar kaya
di kampungku. Ayahnya Dia adalah seorang yg sangat terhormat dan
terpandang. Beliau juga di kenal sebagai orang berjiwa sosial. h
Namanya Dia. Wajahnya cantik dan imut. Rambutnya panjang
hitam mempesona. Farasnya pun cantik. Bodynya seksi, menggairakan. Cara
berbusananya pun modern sekali. Sifatnya anggun, ia juga baik hati.
Dia. Beberapa kali hadir dalam lamunanku. Keseksian dan
kecantikannya tak bisa ku lupakan semenjak pertamaku memancarkan bola
di dadanya.
Dia seperti tela mantrai hatiku. Dan aku di buatnya memikirkan nya terus. Dia seperti bidadari surga di mataku.
Dia. Ku perna berhayal dan mengandai2. "Maukah Dinda
bersanding dengan kakanda," Ku rasa itu tak mungkin! Aku bukan pemuda
tampan dan juga tak kaya. Dan aku tak berani berhayal lebih dari itu.
Hari ini! Hari yg tak perna aku mengirah. Sang saudagar itu, ayahnya Dia. Datang padaku dan berkata.
"Assalam muallaikum. Maukah kau jadi menantuku?" dia berkata tiba2.
Dunia sepertinya sedang runtuh. Aku tak percaya mendengar
kata2nya. Aku terdiam seperti nyawa ku sedang piknik. Mulutku terkunci.
Pandanganku hampa. Otak ku mampet. Kata2 itu bukan tipuan. Aku jelas
mendengarnya.
"Ya suda! Tak usah di jawab sekarang. Kalau kau suda
menetapkan jawabannya. Segera sampaikan langsung pada Dia. Dia akan
menerimanya dengan senang...!"
Aku girang. Tubuhku lemas. Dan aku tiba2 terjungkal tak
berdaya. Malamnya aku pun shalat tahajjud beberapa kali untuk
memantapkan hati. Paginya ku pergi ke dermaga. Ku duduk di situ,
termenung. ku hirup udara dingin pagi ini. Ku berpikir sejenak dan aku
pun teriak.
"Aku mau!"
Hatiku berbunga. Jiwaku riang. Aku senang. Ku bahagia.
Tapi kenapa dia maunya sama aku? Aku kan tak tampan. Apa ini yg di
sebut jodoh dari Sang Illahi.
Diya.
Cantik alami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar